Perguruan Diniyyah Puteri
Mendidik Puteri sejati
Untuk agama dan bangsa ku berbakti padanya
Perguruan Diniyyah Puteri
Harapan Bu Pertiwi
Menjunjung tinggi agama Islam
Dan tanah air kita..
Doakanlah selalu..
Diniyyah puteri..
Agar di lindungi yang Maha Esa
Tak kan ku biarkan segala yang menghalangi
Membina masyarakat
Dan tanah air kita..
(mohon maaf jika ada kesalahan penulisan lirik,,jika ada kesalahan mohon segera koreksi ke saya, :D :D)
Masih ingatkah kau kawan lirik lagu di atas?? Ya meski dengan terbata-bata namun akhirnya saya mampu mengingatnya kembali..Lagu penuh semangat dan sedikit heroik itu kita nyanyikan setiap hari Sabtu saat upacara bendera (tak usah di bahas lah kenapa kita Upacara Bendera nya hari Sabtu yaa...hahah). Lirik lagunya begitu simple namun dengan makna luas dan doa tulus yang menginterpretasikan cita-cita luhur sang Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Padang (Din-Put).
Melihat cita-cita beliau yang begitu mulia pertanyaan yang seharusnya muncul di benak kita semua adalah sudah kah kita menjadi ”Putri sejati” seperti yang beliau citakan?? Ya biarkan hati kecil kita yang menjawab,, karena memang hanya kita dan yangg Maha Kuasa yang tahu.
Bukan berniat menggurui, tapi hanya mengingatkan. Menjadi lulusan atau alumni Din-Put ternyata kita mempunyai tugas besar kawan...(*sayangnya kita baru menyadari saat sudah hengkang dari sana,,hehehe)
Sudah lah kita tak usah berlarut-larut dengan penyesalan ini,,anggap saja beberapa paragraf di atas Kultum setelah shalat maghrib yang menjadi bagian dari kegiatan rutin kita (karena saya masih obsesi untuk kultum dengan baik di mimbar itu, sayangnya sebelum sempat terwujud Tuhan mengkehendaki saya mengenyam pendidikan di negeri lain..,:D :D ).
Kawan marilah kita sekedar bernostalgia dengan Perguruan tercinta itu (klo udah tamat bilangnya Perguruan Tercinta,,haha). Karena kita ada karena masa lalu itu,, bukan berarti larut dengan masa lalu atau kebahagiaan masa lampau hanya mengenang dan meningkatkan syukur kita betapa Allah telah merancang semua yang terbaik untuk umatnya.
Pertama menginjakan kaki di Din-Put tak banyak yang bisa saya gambarkan, karena saat itu kita masih belia. Seorang tamatan SD usia sekitar 11-12 tahun nekat pisah dari orang tua dan hidup mandiri di sebuah asrama untuk menuntut ilmu agama. Lihatlah kawan betapa hebatnya kita saat itu, di saat masih banyak anak se-usia kita yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah orang tua bahkan masih bisa tidur di bawah ketiak orang tua mereka, kita memberanikan diri menghadapi dunia baru dengan suasana yang beda 100% dari biasa. Subhanalloh kita patut bersyukur menjadi bagian dari wanita-wanita tangguh yang merintis kemandirian dari usia belia.
Momen apa yang paling rekan-rekan ingat dengan asrama kita kawan? Subuh hari dibangun kan dengan lantunan ”asholaahh” dari bunda Isnawati Djar, berwudhuk dengan ratusan santri lainnya, shalat subuh berjamaah bareng, piket menyusun kasur, antri makan, belajar di sekolah, kegiatan asrama lain, shalat berjamaah hampir di semua waktu, tidur dengan puluhan teman lainnya dalam satu ruangan, atau bahkan harus menangis tengah malam karena takut ke tabek (toilet,red) pada malam hari?? Yah,,rangkaian kegiatan kita secara garis besar kawan. Fantastis kita dari usia belia di didik dengan kedisiplinan berperilaku, Subhanalloh.
Ada lagi kawan, jangan lupakan pada hari jumat pagi kita pernah melakukan kegiatan yang kita anggap tidak terlalu penting dan agak memalukan. Saat jalan pagi kawan. Aghh kalau saya ingat ini rasa nya saya akan terus tersenyum atau tertawa sendiri, entah itu karena menertawakan diri kegiatan itu, atau malah menertawakan diri sendiri. Jalan pagi udah kayak pawai Ta’ruf bo..Bahkan tidak jarang saya termasuk sebagia kecil santri yang tidak menyukai kegiatan ini,hahhahaa *ketauan dah bandelnya.
Selajutnya, bagaimana kalau kita coba mengingat bagaimana kita mengantri makan baik pagi,, siang, atau sore?? Hmmm,,,seperti penerima BLT saat ini kah?? Dengan kupon makan di tangan, perut yang tidak bisa di ajak kompromi tetap saja keroncongan masih harus ngantri (baca: rebutan) untuk mendapatkan makan..hahhaa....Agaknya ini bagian dari perjuangan hidup kita yang membuktikan mencari makan di dunia luar itu susah.hahaha.. Bahkan tak jarang baju-baju sekolah jadi korban tumpahan berbagai jenis kuah..ckckck,,kasihan mereka yang jadi korban itu.
Kawan,, banyak hal yang menjadi kenangan...yang paling hebat yang tak akan pernah di lupakan terutama oleh angkatan 2004 DMP saat kita dengan alasan solidaritas terhadap teman bersama-sama melakukan aksi mogok kepada kakak musyrifah sebagai bentuk perlawanan atas senioritas. Hayoo ngaku siapa yang jadi provokator saat itu hingga setiap ketua asrama kelas 3 DMP saat itu di mintai pertanggungjawaban dan klarifikasi oleh Bunda Is (lebay ya,,:D :D). Tapi kita semua hebat karena berasil membuat perubahan.. Saluutt
Ada lagi kawan yang tidak boleh kita lupakan jika mengingat asrama Din-Put. Setiap sore kita ”Baca Ayat” kawan. Ya benar,, kita membaca bacaan shalat beserta artinya secara bersama-sama, kemudian belajar beberapa kosakata dalam bahasa Arab dan Inggris, dan melantunkan Asma Ul Husna, atau Shalawat kepada Rasulullah SAW. Hadoohh kalau saya di tanya saat ini mungkin ada beberapa bagian yang terlupakan...hehehee
Saya akan mengingatkan kawan-kawan dengan beberapa tempat yang menjadi spot-spot favorit kita selama di asrama
1.Jenjang Seribu
Ada yang pernah ngitung jumlah anak tangganya gak?? Kok di bilang tangga seribu ya?? Padahal seingat saya tidak lebih dari 30 anak tangga. Tempat ini menjadi tempat favorit mejeng (sekarang udah gak ada kali ya), kadang belajar, atau sekedar melihat pemandangan teman-teman lain yang sedang mengambil nasi
2.Koma (Koperasi Makanan)
Sebelumnya saya atas nama pribadi mau minta maaf dulu kepada nenek Raji’ah kalau saya suka ribut dekat Koma nek walaupun belom pernah merasakan siraman air keramat dari nenek..hahaha...Gimana gak jadi tempat favorit coba, selain banyak makanan yang bisa kita beli juga ada TV, waktu saya masih di sana sore sebelum baca ayat suka rame tuh, nonto telenova kalau gak salah :P :P
3.Tangga Mesjid
Nah ni,, tempat kontroversial.hahah.. Bisa buat belajar (buat beberapa orang), mejeng (tentang ini saya gak mau bahas-bahas ah, gak enak,wkwkw), atau buat menatar adik-adik yang di nilai tidak sopan...hahaha..Yang paling saya ingat saya suka meletakan handuk dan pakaian ganti disini kalau mau mandii di tabek besar, :P
4.Ruang Piket
Panggilan piket, atau sekedar melihat orang panggilan piket, atau menunggu telpon orang tua...Bicara di micriphone ruangan piket ini punya daya pikat tersendiri lhoo..saya baru bisa merasakan sensasinya setelah jadi pengurus PMDS, hahaha..karena kita berasa saat berpengaruh saat suara kita di dengar orang seantero asrama...
5.Mesjid
Tidak bisa di elakan lagi ini emang tempat favorit. Buat belajar paling nyaman, bahkan saat gempa di Padang panjang dulu beberapa teman saya yang akhirnya mengungsi tidur di Mesjid berkilah “ya kalau pun memang mesjid ini harus roboh, setidaknya kita meninggal di mesjid” hehhee..
6.Sekolahan bawah
Ada yang menjadikan tempat ini sebagai tempat favorit? Hahaha...kalau saya lebih suka aulanya di banding kelas karena di aula kalau ada acara PMDS atau PKM menjadi kesempatan emas bagi mereka yang mau unjuk gigi dan mau eksis..hahaha
7.Asrama masing-masing
So pastilah,, klo gak jadi tempat favorit mau tidur dimana? Hahaha...jadi ingat ustadzah asrama saya dulu Ust. Tri Handayani (kelas 1 dan 2), Ust. Rahmi dan Umi Rita (kelas 3). Kangen mereka, kangen cara mereka membangunkan kita dii pagi hari, kangen cara mereka mengayomi kita, kangen cara mereka memarahi (baca: mengingatkan) saat kita bandel...Terima kasih buat semua Ustadzah yang menjadi guru asrama di Din Put
8.Jemuran
Haduuhh..ada gak ya yang jadiin tempat satu ini sebagai tempat favorit? Ada kali ya apa lagi kalau di jemuran Husna tu, saya malah bisa bergelantungan berharap bisa nambah tinggi badan..hahaha...
9.Tabek
Saya rasa ini tempat paing favorit bukan?? Coba di ingat-ingat lagi, berapa lama kita menghabiskan waktu disini, berapa kali sehari kita kunjungi, kegiatan apa saja yang kita lakukan disini, mulai dari kegiatan wajib seperti mandi, cuci, wudhuk, dll hingga kegiatan sunnah seperti aksi siram-siraman kalau ada yang ultah, tempat hukuman paling laris bagi mereka yang bersalah..hahaha
Bagaimana kawan, capek bernostalgia ternyata..hahaha....Setidaknya kita pernah menjadi bagian yang sama-sama berjuang saat jauh dari orang tua. Dengan segala kejadian unik, menyedihkan, menyeramkan, bahagia, atau membosankan saat berada dalam penjara suci itu. Meski banyak bagian yang tidak saya ceritakan tapi saya yakin bagian-bagian itu telah melekat di ingatan kita semua..hahhaa..karena ada kisah-kisah yang gak mesti kita publish ke publik kan? :D :D
Salam rindu untuk semua kawan-kawan di DP, unstadzah-ustadzah, Guru-guru di sekolah ( yang paling saya ingat Ibu Mutia dengan “mongolia : Ulanbator” nya) :D :D
*foto menyusul, karena saat ini sedang di Bukittinggi, dan foto-foto ketinggalan di depok
To be continued.....
dek... punya mp3 mars dinput gak ???
BalasHapuskak rury
Jd terharu inget cerita kita bersama dengan misi masuk pesantran yg bermacam2....
BalasHapus