Selasa, 17 Agustus 2010

Marawa Minangkabau versus bendera Jerman

Sebenarnya hal ini udah lama saya sadari, namun baru kali ini naluri menulis saya tergelitik untuk berbagi. Hal ini bermula ketika sehari sebelum perayaan HUT RI 17 Agustus. Karena libur dan tidak ada kesibukan akhirnya saya putuskan untuk keliling kota tempat saya tinggal (Bukittinggi) dengan sepeda motor saya.

Sepanjang perjalanan di setiap kantor Pemerintahan ataupun swasta, sekolah-sekolah, dan tempat-tempat strategis lainnya di hiasi dengan Marawa. Marawa merupakan sejenis umbul-umbul di Sumatera Barat (Minangkabau) yang digunakan untuk menyemarakan acara pernikahan orang Minang atau acara-acara penting lainnya.

Nah, saya merasa semakin memiliki kewajiban menjelaskan tentang Marawa karena kehebohan status yang saya tulis di salah satu situs jejaring sosial yang popular saat ini (facebook). Waktu itu saya menuliskan “menjelang peringatan HUT RI ke 65 di Sumatera Barat selain dikibarkan bendera Merah-Putih juga banyak dikibarkan bendera Jerman (hitam-merah-kuning). Dan selanjutnya saya membuat status seolah-olah saya merasakan euphoria HUT RI ke 65 dari negeri Panzer Jerman.

Hal ini sontak membuat para fans dan teman-teman saya di FB heboh karena ke Jerman gak bilang-bilang (hahaha,,korban nih). Jadilah malam itu saya mengikuti aja apa yang mereka katakan. Padahal komentar-komentar di FB saya udah pada gak jelas tuh tapi masih banyak aja yang kaget dengan kepergian saya ke Jerman..hahaha

Akhirnya saya memutuskan menuliskan tentang Marawa ini dengan modal kembali membuka buku pelajaran muatan local waktu saya SD dan SMP. Saat itu nama mata pelajarannya Budaya Alam Minangkabau. Dan dari beberapa sumber blog lainnya.

Baiklah, mari kita lihat gambar di bawah ini: ini lah yang di sebut Marawa

Pemasangan Merawa : Warna Hitam menyatu dengan tiang, Warna Merah ditengah, Warna Kuning dibagian luar.

Sementara itu kita lihat bendera Jerman






Tampak warna antara Marawa dan bendera Jerman sama. Tapi orang Minang lebih suka menyebutkan warna emas untuk warna kuning. Saya tidak tahu pasti ada hubungan kekerabatan apa antara orang Minang dan Jerman (hahahaa…), tapi saya rasa ini kebetulan saja jadi tidak perlu dipertanyakan siapa yang meniru siapa.

Berdasarkan catatan sejarah Jerman menggunakan bendera warna hitam-merah –kuning ini sejak tahun 1832, dan di resmikan setelah PD I 1918. Dalam perjalanannya bendera ini memiliki banyak corak berbeda dengan marawa Minangkabau yang hanya satu corak.

Baiklah kita tinggalkan Jerman, sekarang kita lihat makna apa yang terkandung dalam Marawa Minangkabau. Marawa dengan tiga warna nya melambangkan tiga hal

1. Tiga wilayah adat Minangkabau
2. Tiga kekuatan masyarakat Minangkabau
3. Tiga pola kepemimpinan Minangkabau


Tiga wilayah adat ini maksudnya adalah tiga daerah di Minangkabau yang di yakini asal nenek moyang Minangkabau. Sehingga ketika dilakukan pengembangan ke daerah lainnya maka disebutlah sebagai daerah rantau. Makna dalam marawa tersebut terhadap tiga daerah adapt tersebut adalah sebagai berikut
>> Warna kuning, melambangkan Luhak Nan Tuo (Luhak yang Tua, yaitu daerah Tanah Datar)
>> Warna merah, melambangkan Luhak Nan Tangah (Luhak yang Tengah, daerah Agam)
>> Warna hitam, melambangkan Luhak nan Bungsu (Luhak yang Bungsu, yaitu daerah 50 Kota)

Tiga kekuatan masyarakat Minangkabau masih berhubungan dengan tiga wilayah adat tersebut, yang mana artinya adalah sebagai berikut
>>Warna kuning, melambangkan pengaruh yang tinggi dan berwibawa karena kecerdasan dan menunjukan kemenangan (Luhak nan Tuo)
>> >> Warna hitam, melambangkan kerelaan dan kesabaran dalam berusaha (Luhak nan bungsu)

Hal ini pernah dituangkan dalam sebuah kaset oleh Yus. Datuak Parpatiah dalam kasetnya berjudul ”Pitaruah Ayah”

Wahai nak kanduang, kata ayah
Janganlah bosan mendengarkannya
Bercerita takkan lama
Hanya karena berat menyimpannya

Jika anak harus menimbang
Simaklah dengan dalil mata batin
Adapun tubuh manusia,
terbangun dari tiga rongga
Pertama rongga di atas
Kedua rongga di tengah
Ketiga rongga di bawah

Yang dimaksud rongga di atas,
ialah ruang di kepala.
Berkeinginan ilmu pengetahuan

Tersebut rongga di tengah,
yaitu dada, rumpun hati
Sangkar iman, lubuk agama,
Inilah pedoman jurumudi.

Yang mana pula rongga di bawah.
Lambung musti diisi
Perut minta dikenyangkan.

Umpamanya alam Minang Kabau,
yang terdiri dari tiga luhak.
Bernama luhak nan Tiga.

Pertama Luhak nan Tuo
Lambang Kucing warnanya kuning
Tinggi pengaruh berwibawa
Kuning tanda kemenangan.
Adapun arti yang terkandung
Orang cerdas adikuasa
Sumber ilmu pengetahuan
Science-tehnologi kata orang sekarang

Kedua luhak nan Tengah
Simbol merah Harimau Campa
Berani karena benar
Hukum tidak makan banding
bernama perintah Syarak.
Penampilan baik, tampanpun ada
Terserah cara memasangkan
Moral-spiritual cara baru

Ketiga, luhak nan bungsu
Corak hitam, lambang kambing hutan
Rela dan sabar berusaha
Rumput tak ada tentang daun
Karena padi makanya jadi
Karena emas makanya kemas
Berbicara harus dengan uang
Berjalan tentu dengan kain
Jika bekerja harus makan
Ekonomi bahasa canggihnya

Itulah tali sehelai pilin tiga
Tungku nan tiga sejerangan
Jika kita ingin sempurna
Menjadi orang beharga
Sejalan rohani dengan jasmani
Dunia dapat, akhirat tercapai


Makna yang terakhir dari marawa ini ialah tiga pola kepemimpinan di Minangkabau yang di sebut “Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin“, terdiri dari Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai.

Tungku tigo sajarangan, maksudnya ketika memasak diperlukan tiga buah batu sebagai tungku untuk mengokohkan tempat kuali atau periuk. Begitu juga dengan kepemimpinan di minangkabau, ketiganya sebagai pilar penyangga masyarakat Minangkabau. Jika salah satunya hilang, maka akan terjadi kesenjangan.

Tali Tigo Sapilin diibaratkan tiga utas tali yang dipilin menjadi satu,sehingga menjadi kuat. Tali Tigo Sapilin adalah tamsil pedoman ketiga kepemimpinan masyarakat, antara lain aturan adat, agama dan undang-undang.

>> Niniak mamak adalah penghulu adat di dalam kaumnya.
>> Alim ulama adalah orang yang memiliki ilmu agama yang akan membibing masyarakat mengenai agama.
>> Cadiak pandai adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan dapat menyelesaikan masalah dengan cerdik serta menguasai undang-undang. Sehingga sebagai tempat bertanya bagi masyarakat dan pendamping bagi Niniak mamak dan Alim ulama.

Begitulah tungku tigo sajarangan sebagai pilar penyangga masyarakat minang yang digambarkan dalam marawa.

Begitulah teman-teman kenapa saya mengatakan sedang berada di jerman, karena pada saat persiapan 17 Agustus di pasang Marawa dimana-mana untuk menambah semaraknya HUT RI 65

kesimpulannya:



Dirgahayu Republik Indonesia ke 65
Maju Terus Negeri Ku – Proud to be Indonesian


(disarikan dari berbagai sumber, diantaranya www.nagari.or.id )

20 komentar:

  1. KEREEEENNNNN!!! padahal gw juga dah pernah lihat Marawa ndah,, tapi baru sadar juga kalo sama dengan bendera Jerman susunan warnanya! haha.. ^^

    BalasHapus
  2. Oalah...
    Tak kirain benar-benar ke Jerman.
    Udah diceritain ke Mama juga.
    Ckckckck
    Uni berhasil menipu saya.
    Hahaha

    BalasHapus
  3. gw bahkan baru tau ada marawa2an di minangkabau.maklum jarang pulang kampuang.hehe.
    kirain mah beneran ke jerman. pas ditanya ke wilda kok dia gak tau, berarti hoax ini pasti.haha.

    BalasHapus
  4. Bendera Jerman mungkin lebih tuwek dari yang di Minang Kabau....

    BalasHapus
  5. @orangjava, mungkin anda benar bendera jerman lebih tuwek (tua) dari marawa karena bendera atau lebih tepatnya warna tersebut berasal dari kekaisaran Romawi. Tapi perlu diingat nenek moyang Minang menurut tambo Minangkabau berasal dari Tentara/mungkin rakyat Aleksander yang Agung, dimana kebudayaan Yunani tersebut akhirnya sampai juga ke Romawi dan mungkin juga dibawa ke Pulau Andalas (Minang).

    BalasHapus
  6. sebagian marawa, WARNA MERAH ada yang di tengah dan ada juga yang di bagian luar...
    yang benar yang mana ya????

    BalasHapus
    Balasan
    1. melihat dari filosofinya urutan warna marawa yang benar adalah hitam-merah-kuning
      hal ini merujuk pada makna bahwa hitam (luhak nan tuo), merah (luhak nan tangah), dan kuning (luhak nan bungsu).
      saya memang pernah mempertanyakan hal ini juga, karena ketika pulang ke Bukittinggi saya menemui banyak marawa dengan urutan merah di bagian luar. Hal inilah salah satu alasan saya menulis tentang marawa untuk memahami urutan dari makna..

      Hapus
    2. Unt pertanyaan ini saya coba jawab.
      Bendera di daerah Minang itu ada dua.
      1. Bendera Minangkabau
      - Merah (Dubalang / keamanan)
      - Putih ( Malin / pemuka agama)
      - kuning ( Manti / cadiak pandai)
      - Hitam ( nianiak mamak pemimpin adat dalam nagari )

      N/B : Jarang digunakan bendera dengan warna spt ini.

      2. Bendera Adat ( Daerah Darek ), tolong diperhatikan urutan warnanya
      a. Hitam-Merah-Kuning
      ( Sudah pasti warna bendera unt orang dan daerah Tanah datar )
      b. Hitam-Kuning-Merah
      ( Sudah pasti warna bendera unt orang dan Daerah Agam dan Bukittinggi)
      c. Kuning-Merah-Hitam
      ( Sudah pasti warna bendera unt orang dan daerah limapuluh kota dan Payakumbuh)

      Untuk kabupaten juga ada warna benderanya, terutama digunakan dalam perhelatan pacuan kuda dll

      1.Kuning - Kab. Tanah datar
      2.Merah - Kab. Agam / Kota Bukittinggi
      3. Biru - Kab.Limapuluh kota / Kota. Payakumbuh
      4. Hitam - kota Padang
      5. Hijau - Padang panjang
      6. Dll ( karena lupa ).

      Mdhan bermanfaat, kalau ada salah tlg dikoreksi...
      Wassalam

      Hapus
  7. saya menentang keras penjelasan bahwa warna kuning berada di pinggir. yang tepat adalah warna kuning tersebut berada di tengah setelah warna hitam. jadi urutannya dari tiang adalah:

    HITAM - KUNING - MERAH

    mengapa demikian?
    Hitam adalah perumpamaan dari Adat, Kuning adalah Agama, dan Merah adalah Aturan. logikanya di ranah Minangkabau, Adat lebih dahulu datang dari Agama, untuk kemudian menyusul setelah 2 poin utama tersebut muncul yang namanya aturan dan norma.

    konkritnya, aturan dan norma (warna MERAH), berkibar berdasarkan Agama (KUNING) dan Adat (HITAM), dimana Adat menempati sendi utama yg dekat dengan tiang.

    jika dianalogikan dengan tiga pola kepemimpinan di Minangkabau:
    - HITAM : Niniak Mamak
    - KUNING: Alim Ulama
    - Merah : Cadiak Pandai

    jika dirunut, Cadiak Pandai berperan dengan mengacu pada ketetapan dan aturan dari Agama (Alim Ulama) dan Adat (Niniak Mamak). makanya merah itu berada di sisi terluar dari susunan warna bendera marawa. sekali lagi, paham yang saudara jelaskan diatas sangat bertentangan dengan penjelasan susunan warna bendera Marawa menurut tambo Alam Minangkabau. Mohon untuk meralat kembali penjelasan saudara mengingat budaya Minangkabau "lah centang parenang" gara² ulah segelintir orang yang berbuat seenaknya merubah aturan dan ketetapan budaya asli Ranah Minang. terimakasih :)

    NB: sebagai pledoi, saya siap untuk memberikan bukti² autentik jika saudara dan rekan² pengunjung blog ini menginginkan kejelasan lebih lanjut. CyberCakra (email: aryanesa[at]aol[dot]com)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iko baru yg bana susunan warna marawa, yakni : hitam-kuning-merah. ndak berdasarkan susunan luhak do.

      Hapus
  8. @Anonim (aryanesa@aol.com
    Sebenarnya warna tersebut memwakili 3 luhak di Minangkabau dan urutan penetapan warna tergantung di luhak mana kita berada, perlu kita ketahui Minangkabau terdapat 3 luhak yaitu Tanah Datar, Agam dan Limapuluh Koto, jadi kalau kita ke luhak tersebut dan terpasang bendera dengan kuning diluar berarti kita berada di luhak tanah datar, begitu juga kalau hitam diluar berarti kita di luhak limapuluh koto. Tetapi secara nasional Minangkabau ditetapkan urutan2nya seperti sekarang ini, yaitu hitam, merah dan kuning. (CMIIW)

    BalasHapus
  9. Assalamualaikum

    Salam kenal,
    Saya mau nanya mengenai tulisan ini sumbernya dari mana ya?

    Karena saya menemukan beberapa potongan paragraf yang sama persis dengan yang saya tulis di sini http://alfisyukrina.wordpress.com/2010/06/24/warna-yang-sama-hitam-merah-kuning/#more-352

    Kalo sekarang saya membaca ulang tulisan saya itu, sebenarnya saya agak malu dan pengen ketawa karena ada beberapa istilah dan penulisan tanda baca yang salah. Koq yang ngopas juga gak sadar ya kalo penggunaan istilah dan tanda baca itu juga salah ya...hehehe

    Mohon penjelasannya

    BalasHapus
  10. assalamualaikum wr,wb....
    SASASAKA
    postingan ini sungguh luar biasa bagus.dengan adanya post ini sedikit banyak,aku bisa tau tentang apa itu MARAWA.
    melihat koment2 diatas,aku merasa takjup dengan indahnya indonesiaku.

    masalah warna mana yang benar!
    hitam-kuning-merah atau hitam-merah-kuning,semuanya benar.....itu merujuk dari postingan photo MARAWA yang pertama.
    coba cek lagi,MARAWA yang ditengah dan yang paling ujung.
    BEDA........
    sekian dan terimakasih
    wasalamualaikum wr,wb
    SASAKA

    BalasHapus
  11. Tarimo kasih untuak Uda jo Uni nan mamposting informasi iko, tamasuak komentar-komentar nan alah Ambo baco. Postingan jo komentar itu mencerdaskan Ambo yang pengetahuan tentang adat jo budaya Minang nan masih dangka. Sungguahpun ado nan paralu dikoreksi, namun cukup mencerdaskan.

    BalasHapus
  12. http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung

    BalasHapus
  13. Keren...lebih keren semua yg komentar jg juga bikin postingan kaya gini..ga cuman asal komen kaya saya :D

    BalasHapus
  14. Kalau Marawa adalah cerminan tiga luhak maka warna marawa adalah hijau-kuning-merah, karena dalam banyak buku yang berjudul tambo alam minangkabau yang dikarang oleh berepa orang yang berbeda, semuanya mengatakan warna kebesaran luhak 50 koto adalah hijau. Coba sesekali anda pergi ke solsel, disana pada umumnya warna marawa mereka adalah hijau-kuning-merah

    BalasHapus
  15. Negeri Sarawak di Malaysia bersusunan warna yang sama. Adakah Sarawak pernah di bawah raja berasal Minangkabau. Saya pernah trjimpa nama Buyong di Sarawak dan Sabah dalam carian internet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengukuhan raja2 Sarawak tempo dulu dihadiri oleh utusan kerajaan Pagaruyung

      Hapus
  16. marawa luriknya tagak. bendera jerman luriknyo mandata. jaleh bedanyo.

    BalasHapus